Putri Tandampalik

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuknya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.


Tugas ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Informatila "Membuat Modul" Adapun judul dari modul ini adalah "Kisah Putri Tandampalik" Adapun ini dan makalah ini kami membahas tentang bagaimana kisah perjalanan Putri Tandampalik .


Semoga modul ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Kecantikan Putri Tandampalik yang Tersohor hingga ke Pelosok Negeri

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Pada zaman dahulu kala, di Sulawesi Selatan berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Luwu yang dipimpin oleh seorang raja.


Raja itu bernama La Busatana Datu Maongge dan sering dipanggil Raja atau Datu Luwu. Ia sangat arif, bijaksana, dan gagah berani. Karenanya, rakyat di negeri itu hidup makmur dan tidak pernah kekurangan bahan pangan. Keadaan negeri itu juga aman dan damai.


Datu Luwu memiliki seorang putri yang sangat cantik dan ramah. Putri Tandampalik, begitu ia biasa disapa. Kecantikan dan budi pekertinya yang baik membuat ia dikenal hingga ke pelosok negeri. Kabar inipun terdengar sampai ke telinga Raja Bone.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Keinginan Raja Bone Meminang Putri Tandampalik untuk Putranya

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Raja Bone memiliki seorang putra yang gagah dan tampan. Meskipun seorang putra mahkota, tutur katanya baik dan sopan. Raja Bone bermaksud meminang Putri Tandampalik untuk putranya. Akhirnya, ia mengutus rombongan perwiranya ke Kerajaan Luwu.


Mendengar kabar akan datang utusan dari Bone untuk meminang putrinya, Datu Luwu sangat bingung. Setiap hari, ia gelisah memikirkan pinangan itu.


Menurut adat Luwu, seorang putri dari Luwu tidak boleh menikah dengan lelaki di luar sukunya. Akan tetapi, jika ia menolak pinangan tersebut pasti akan terjadi peperangan yang dapat berdampak buruk bagi rakyatnya.


“Baiklah. Aku akan menerima pinangan itu. Biar aku saja yang dikutuk oleh Dewa asalkan rakyatku tidak menderita,” ucapnya dalam hati.


Beberapa hari kemudian, datang utusan dari Kerajaan Bone untuk meminang Putri Tandampalik. Mereka datang dengan sangat sopan dan ramah. Tidak ada rombongan prajurit yang datang ataupun armada perang di pelabuhan seperti yang diperkirakan sebelumnya.



Datu Luwu menyambutnya dengan ramah. Setelah mereka mengutarakan maksudnya Datu Luwu tidak langsung menjawab pinangan itu. Utusan Raja Bone memahami hal itu. Mereka akhirnya kembali ke Bone.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Putri Tandampalik Jatuh Sakit

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Kejadian yang tidak terduga pun terjadi. Keesokan harinya, Putri Tandampalik jatuh sakit. Sekujur tubuhnya mengeluarkan cairan kental menjijikkan yang berbau anyir.


Dari tabib istana hingga tabib-tabib terkenal lainnya dari pelosok negeri didatangkan untuk menyembuhkan sang Putri. Hasilnya nihil. Semakin hari kondisinya semakin parah dan tidak kunjung sembuh. Jika tidak segera diasingkan, rakyat Luwu pasti akan tertular.


“Bagaimana caranya agar putriku lekas sembuh? Jika tidak kunjung sembuh. rakyatku pasti akan tertular. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak akan mungkin tega membunuh anakku sendiri,” pikir Datu

Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya ia mendapatkan cara agar rakyatnya tidak tertular penyakit putrinya. Satu-satunya cara adalah Putri Tandampalik harus diasingkan keluar dari Negeri Luwu. Betapa berat hati Datu Luwu melepas putrinya.

“Anakku, bukan ayahanda tidak sayang padamu, tetapi inilah satu-satunya cara untuk menyelamatkan rakyat kita dari serangan penyakitmu,” ujarnya pada putrinya.


“Hamba mengerti. Biarlah hamba pergi mengasingkan diri,” jawab sang Putri dengan lembut.


Pergilah Putri Tandampalik ke pengasingan didampingi oleh pengikut setianya. Sebelum pergi, Datu Luwu memberikan sebilah keris pusaka kepada putri kesayangannya itu.

Berbulan-bulan sudah Putri Tandampalik dan pengikutnya berlayar. Tibalah mereka di sebuah pulau yang subur dan berhawa sejuk. Lalu, mereka menepi. Disana, seorang pengikut Putri Tandampalik menemukan buah wajo. Akhirnya, daerah tersebut diberi nama Wajo.


Di Wajo, mereka membuat gubuk-gubuk kecil sebagai tempat tinggal. Mereka juga mulai bercocok tanam. Dengan kehidupan yang sangat sederhana mereka terus bekerja keras dengan semangat dan gembira.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Hadirnya Kerbau Bule yang Membawa Keajaiban

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Suatu hari, ketika sedang duduk-duduk di pinggir danau, Putri Tandampalik melihat seekor kerbau bule (kerbau berwarna putih). Ia mengira kerbau itu akan memakan tanaman sayuran yang berada tidak jauh dari tempat itu sehingga diusirlah kerbau itu. Namun, semakin diusir semakin mendekat dan akhirnya menerjang sehingga membuat sang putri pingsan.


Ketika siuman, bukan kepalang kagetnya sang Putri melihat kerbau itu menjilati seluruh permukaan tubuhnya yang sudah mulai membusuk.


Keajaiban terjadi. Setelah berulang kali dijilati oleh si kerbau, penyakit di tubuhnya berangsur-angsur sembuh dan mengering sehingga tidak meninggalkan bekas. Karenanya, kerbau bule itu kemudian dikeramatkan dan tidak boleh disembelih.


Suatu malam, sang Putri bermimpi didatangi oleh seorang pemuda tampan. Pemuda itu berkata bahwa dirinya adalah jodoh Putri Tandampalik. Dirinya pun terjaga dari tidurnya. Ia mengira bahwa mimpi itu adalah pertanda baik bagi dirinya.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Pertemuan Putra Mahkota dengan Sang Putri dari Kerajaan Luwu

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Sementara itu, di Negeri Bone, putra mahkota Kerajaan Bone sedang asyik berburu. Ia ditemani oleh para pengawal dan panglima Kerajaan Bone yang bernama Anre Guru Pakanranyeng. Karena terlalu asyik berburu, putra mahkota terpisah dari rombongannya.


Hari sudah semakin larut, akhirnya ia harus bermalam di dalam hutan. Putra Mahkota itu mencoba memejamkan matanya, tetapi suara-suara hewan malam membuatnya sulit tidur.


Di kejauhan, putra mahkota melihat seberkas cahaya dari sebuah perkampungan. Sesegera mungkin ia menuju sumber cahaya tersebut.


Sesampainya di perkampungan tersebut, hari sudah sangat larut. Ia memberanikan diri memasuki sebuah gubuk yang nampak kosong. Namun, betapa terkejutnya ketika ia melihat seorang gadis cantik sedang memasak air. Gadis cantik itu adalah Putri Tandampalik.


“Betapa cantiknya gadis ini. Siapa sebenarnya dirinya?” pikir sang putra mahkota.

Merasa ada yang mengawasi, sang Putri menoleh ke belakang. Betapa Terkejutnya ia melihat seorang pemuda yang sama seperti di mimpinya. Akhirnya mereka berkenalan. Melihat tutur kata pangeran yang lembut dan sopan membuatnya kagum dan tertarik. Begitupun dengan kelembutan Putri Tandampalik membuat putra mahkota jatuh hati.


Pagi harinya, Panglima Perang Kerajaan Bone, Anre Guru Pakanranyeng, beserta para pengawal putra mahkota yang merasa kehilangan tuannya sangat lega bisa menemukan putra mahkota di desa itu. Putra Mahkota harus kembali ke kerajaan.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Putra Mahkota Jatuh Hati kepada Sang Putri Tandampalik

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Sejak berpisah dengan Putri Tandampalik, hatinya sangat gundah. Ia sangat merindukan sang Putri. Ingin rasanya ia tinggal di Desa Wajo dan hidup bersama Putri Tandampalik. Anre Guru Pakanranyeng yang memperhatikan gelagat putra mahkota tidak seperti biasanya kemudian menceritakan kejadian di Desa Wajo kepada Raja Bone.


“Dari gelagat yang saya lihat, tampaknya putra mahkota sedang jatuh hati, Baginda. Menurut usul hamba, sebaiknya putra mahkota dinikahkan saja dengan Putri Tandampalik,” usul Anre Guru Pakanranyeng kepada Raja Bone.


Raja Bone menyetujui usul panglima perangnya. Lalu, dikirimlah utusan ke Desa Wajo untuk meminang Putri Tandampalik. Setibanya utusan tersebut ke gubuk Putri Tandampalik, pinangan itu tidak segera dijawab. Ia hanya menyerahkan keris pusaka Kerajaan Luwu pemberian ayahandanya kepada utusan tersebut.


Putri Tandampalik berpesan agar keris itu dibawa ke Kerajaan Luwu. Jika keris itu diterima dengan baik oleh Datu Luwu maka ia akan menerima pinangan putra mahkota.

Mengetahui hal tersebut, putra mahkota segera menuju Kerajaan Luwu. Ia pergi sendiri tanpa dikawal oleh seorang pun prajurit. Dengan semangat, ia menempuh perjalanan yang cukup jauh selama beberapa hari.


Setibanya di Kerajaan Luwu, ia menceritakan pertemuannya dengan sang Putri. Setelah itu, putra mahkota menyerahkan keris pusaka yang dititipkan oleh Putri Tandampalik kepada Datu Luwu.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Buah dari Pengorbanan dan Keikhlasan Sang Putri untuk Rakyat Luwu

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Datu Luwu sangat bahagia mendengar kabar tersebut. Dengan senang hati Datu Luwu menerima keris itu. Akhirnya pergilah Datu Luwu bersama putra mahkota ke Desa Wajo. Betapa bahagianya mereka ketika bertemu dengan putri tercintanya yang sudah berpisah dalam waktu yang cukup lama.


“Maafkan ayahanda, Nak. Ayahandamu telah mengasingkanmu dalam waktu yang cukup lama,”ucap Datu Luwu.


“Tidak ada yang perlu dimaafkan, Ayahanda. Ananda justru bahagia karena dapat menyelamatkan rakyat Luwu dari penyakit menular,” jawab sang Putri.

Beberapa hari kemudian, Putri Tandampalik akan menikah dengan Putra Mahkota Raja Bone di Pulau Wajo. Pesta pernikahan ini mereka berlansung sangat meriah. Seluruh keluarga dari dua Kerajaan Besar di Sulawesi Selatan itu sangat lah gembira dengan pernikahan tersebut. Putri Tandampalik dan Putra Mahkota hidup sangat bahagia.

Beberapa tahun kemudian, Putra Mahkota naik tahta. Ia menjadi raja yang arif maupun bijaksana. Maka semakin bertambahlah kebahagiaan mereka.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame

Pesan Moral dari Kisah Putri Tandampalik

Cerita rakyat Sulawesi Selatan Putri Tandampalik kaya akan pesan moral. Salah satu pesan moral yang tersirat adalah ikhlas menerima cobaan dan ujian dari Tuhan, karena cobaan tersebut tidak akan melebihi kesanggupan kita.


Adapun juga berjiwa besar dan rela berkorban demi kepentingan orang banyak adalah suatu sifat yang sangat mulia dan patut untuk dicontoh.

Decorative Lemon Corner Frame
Decorative Lemon Corner Frame